Mengenal Gas Rumah Kaca dan Efek Rumah Kaca

Apa itu gas rumah kaca? Apa itu Efek Rumah Kaca? Apa bahayanya bagi lingkungan dan kehidupan manusia?

Gas rumah kaca dan efek rumah kaca

Apa itu gas rumah kaca?

Gas rumah kaca (Greenhouse gas) adalah gas yang menjebak panas di dalam atmosfer bumi. Gas ini menurunkan kemampuan lapisan atmosfer menahan atau memantulkan radiasi sinar matahari. Namun, gas ini juga menyebabkan panas karena radiasi sinar matahari tidak bias keluar atmosfer.

Apa itu Efek Rumah Kaca?

Gas rumah kaca menyebabkan terjadinya efek rumah kaca. Dinamakan efek rumah kaca (greenhouse effect) karena analogi dengan rumah kaca atau greenhouse yang sering dipakai pada budidaya pertanian yang berfungsi untuk menjaga temperatur ruang tanaman tetap hangat (optimal) meskipun suhu luar berubah-ubah. Efek rumah kaca mengakibatkan kenaikan suhu global di bumi. Lebih jauh, akibatnya bisa bermacam macam, seperti mencairnya lapisan es di kutub yang menyebabkan volume air laut meningkat, penyakit pernafasan, perubahan iklim yang ekstrim dan sebagainya.

Gambar 1. Rumah kaca untuk budidaya tanaman (“Greenhouse” by roanokecollege is licensed with CC BY 2.0. To view a copy of this license, visit https://creativecommons.org/licenses/by/2.0/)

Apa saja senyawa kimia yang tergolong gas rumah kaca?

Ada beberapa macam gas rumah kaca, yaitu Karbon dioksida (CO2), Metana (CH4), Dinitrogen oksida (N2O), gas ber-Fluorin dan uap air (H2O).

Uap air bahaya dong? Kita akan lebih detail bahas pada artikel selanjutnya

Kontribusi terhadap efek rumah kaca ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu karakteristik, jumlah, efek tidak langsung dan waktu tinggal (lifetime) masing masing.

  1. Karbon dioksida (CO2). Karbon dioksida merupakan penyusun utama gas rumah kaca. Gas ini memiliki waktu tinggal selama 100 tahun. Sumber utama dari Karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik, transportasi maupun industri, pembukaan lahan baru, kebakaran hutan, dan sebagainya. Sebaliknya, Karbon dioksida dapat dikurangi dari atmosfer dengan penghijauan (reforestation), penanaman pohon dan sebagainya. Data menunjukkan pada pertengahan abad ke 19, konsentrasi Karbon dioksida di atmosfer sekitar 270 bagian per sejuta (parts per million, ppm) dan sekarang menjadi sekitar 400 bagian per sejuta. Peningkatan ini merefleksikan akibat dari era industrialisasi.
  2. Metana (CH4). Sumber utama gas metana (Methane) adalah bahan bakar fosil. Metana adalah penyusun utama gas alam (natural gas). Selain itu, gas ini dilepaskan dari pembusukan kotoran organik atau biomasa (biomass), penambangan batubara dan sebagainya. Gas ini memiliki waktu tinggal selama sekitar 12 tahun. Namun, gas ini juga memiliki potensi efek rumah kaca 84x lebih besar daripada Karbon dioksida, dalam kurun waktu 20 tahun.
  3. Dinitrogen oksida (N2O). Sumber utama gas ini adalah aktivitas pertanian, seperti penggunaan pupuk dan pembakaran bahan bakar fosil. Persentasi di atmosfer relative kecil, dengan waktu tinggal sekitar 121 tahun namun memiliki potensi efek rumah kaca 264x lebih besar daripada Karbon dioksida dalam kurun waktu 20 tahun.
  4. Gas-gas ber-Fluorin. Gas ini tidak ada secara alami, melainkan hasil buatan manusia. Golongan gas yang paling umum adalah HFCs (Hydrofluorocarbons), umumnya dipakai sebagai refrigeran pada pompa panas atau pendingin (AC, lemari es dll). Golongan lainnya yaitu PFCs (Perfluorocarbons) yang dipakai untuk produksi elektronika, kosmetika, dan obat-obatan. Selain itu, ada juga SF6 (Sulfur hexafluoride) dan NF3 (Nitrogen trifluoride). Gas ber-Fluorin ini walaupun mempunyai persentase kecil di atmosfer, tapi memiliki waktu tinggal yang lebih lama. Gas ber-Fluorin memiliki potensi bervariasi dari 5000x sampai 17500x lebih berbahaya daripada Karbon dioksida dalam kurun waktu 20 tahun dan waktu tinggal yang jauh lebih lama, yaitu sampai 50000 tahun. Bisa dibayangkan betapa berbahayanya akumulasi gas ini ketika terlepas ke atmosfer.

Secara keseluruhan, Karbon dioksida mempunyai komposisi paling besar. Pada gambar 2, dapat dilihat bahwa Karbon dioksida memiliki persentase 76% dari total gas rumah kaca (tidak termasuk uap air) global. Dimana sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti pembangkit listrik, transportasi dan proses industry lainnya. Metana, Dinitrogen oksida dan gas ber-Fluorin memiliki persentase masing-masing 16%, 6% dan 2%.

Gambar 2. Persentase gas rumah kaca di atmosfer (Sumber: US Environmental Protection Agency. www.epa.gov)

Sektor apa saja yang menyumbang?

Seperti yang terlihat pada gambar 3, pembangkit listrik berbahan bakar fosil, pertanian dan kerusakan lahan (kebakaran hutan, penebangan hutan dll), industry dan manufaktur, serta transportasi adalah sumber utama gas rumah kaca.

Gambar 3. Sektor penghasil gas rumah kaca (Sumber: US Environmental Protection Agency. www.epa.gov)

Leave a Comment