Mengenal Jejak Karbon (Carbon Footprint)

Apa itu jejak karbon?Apa bahayanya?Apa saja sumber-sumbernya?Bagaimana cara menguranginya. Kita bahas di artikel kali ini.

Carbon footprint atau jejak karbon, apa itu?

Carbon footprint atau dalam Bahasa Indonesia, jejak karbon adalah total gas rumah kaca sebagai hasil dari proses produksi suatu barang, maupun konversi energi lainnya yang dilepaskan ke atmosfir.  Jejak karbon adalah konsekuensi dari berbagai macam aktivitas manusia maupun akibat alami dari alam.

Apakah jejak karbon hanya berupa Karbon dioksida (CO2) saja?. Tidak, karena gas rumah kaca tidak hanya CO2 saja, melainkan gas-gas lain seperti Metana (CH4), Dinitrogen oksida (N2O), Ozon (O3), bahkan uap air (H2O). Tetapi, CO2 digunakan sebagai satuan ekuivalen dari emisi gas rumah kaca lainnya. Gas-gas tersebut dihasilkan dari berbagai macam aktivitas, seperti pembakaran bahan bakar fosil (fossil fuel) seperti kendaraan bermotor untuk transportasi, pembangkit listrik maupun proses produksi (pabrik), pembakaran hutan, penggunaan pendingin ruangan dan lain sebagainya.

Apa efek dari jejak karbon yang dihasilkan manusia?

Peningkatan jumlah jejak karbon mengakibatkan efek gas rumah kaca. Pada efek rumah kaca, radiasi dalam atmosfer memanaskan suhu global bumi. Disebut efek rumah kaca karena seperti halnya pada rumah kaca untuk pertanian, dimana suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi dari suhu di luarnya. Akibatnya lagi es di kutub mencair dan menyebabkan kenaikan muka air laut sehingga menyusutkan jumlah daratan.

kampanye mengurangi emisi karbon dan menekan jejak karbon
Poster kampanye untuk mengurangi emisi karbon (Photo by Etienne Girardet on Unsplash)

Mengukur Jejak karbon

Jejak karbon dari setiap individu makhluk hidup, dari cakupan yang sempit (rumah tangga, perumahan dll) sampai ke cakupan regional dan nasional dapat di lakukan dengan metode yang disebut Life Cycle Assessment (LCA). Metode LCA meliputi penghitungan potensi emisi karbon suatu objek atau produk mulai dari bahan baku sampai pembuangan akhir, atau daur ulang menjadi barang baru. Konsep penghitungan tersebut sering disebut dengan istilah konsep Craddle to Grave.

Misalnya pada mobil. Emisi karbon dari sebuah mobil bukan hanya pada pembakaran bahan bakar saja. Melainkan, mulai dari bahan-bahan dasar komponen mobil, proses pengolahan, proses perakitan, sampai setelah habis masa pakainya sehingga menjadi limbah atau didaur ulang menjadi bahan lain. Misalnya, pada pengolahan logam paduan tunuk mesin dan frame, bukankah diperlukan energi (dalam bentuk kalor) untuk melebur logam-logam tersebut. Dari mana kalor tersebut didapat, dari bahan bakar fosil bukan?.

Emisi karbon secara umum dibagi menjadi dua klasifikasi, yaitu emisi karbon langsung dan tidak langsung. Emisi karbon langsung adalah emisi yang langsung berasal dari tempat produksi dari sebuah produk, misalnya pembakaran minyak bumi di tempat melalui flaring. Contoh lain misalnya emisi dari pembakaran propana (atau gas umumnya disebut LPG) untuk keperluan memasak dan juga pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor

Emisi karbon tidak langsung mencakup emisi hulu dan hilir. Emisi karbon tidak langsung di hulu misalnya energi yang digunakan untuk mendistribusikan bahan bakar kendaraan bermotor, energi yang digunakan untuk produksi suatu barang dan sebagainya. Sedangkan emisi langsung di hilir misalnya emisi untuk pengolahan limbah akhir.

Mengurangi jejak karbon

Identifikasi sumber-sumber emisi karbon

Hal pertama yang harus kita pahami untuk mengurangi emisi karbon adalah dengan menngidentifikasi sumber-sumber nya. Emis karbon berasal dari berbagai macam aktifitas makhluk hidup. Pemakaian lampu penerangan, transportasi, makanan, bahkan bernafas pun kita mengeluarkan emisi karbon. Terlebih lagi proses industri yang melibatkan konversi bahan baku menjadi bahan jadi dan siap pakai.

Identifikasi sumber-sumber emisi karbon yang bisa dikurangi

Setelah mengetahui sumber-sumber emisi karbon, selanjutnya adalah menentukan mana aktifitas atau proses mana yang dapat dikurangi. Tentunya pengurangan yang dilakukan tidak mengurangi esensi dan tujuan aktifitas atau proses tersebut.

Mulai dari diri sendiri

Step yang paling penting adalah langkah nyata. Tidak perlu menunggu pemerintah atau siapapun. Mulailah dari diri sendiri. Matikanlah lampu jika tidak diperlukan, nyalakan AC dengan temperatur optimal (+/- 25-260C), kurangi sampah plastik, berangkat kerja dengan kendaraan umum, pakailah peralatan elektronik hemat listrik dan sebagainya. Aplikasi online sederhana ini akan memberikan gambaran dan setidaknya menginspirasi anda untuk berperan aktif mengurangi emisi karbon

Melakukan Carbon offsetting (apa itu carbon offset)

Carbon offset adalah pengurangan emisi karbon dengan melakukan kompensasi melalui kegiatan lainnya. Selain menekan emisi karbon, kita juga harus berperan aktif dalam mengkompensasi emisi karbon di atmosfer. Misalnya dengan menanam pohon (penghijauan), memasang panel surya di rumah dan sebagainya.

Leave a Comment